Sabtu, 24 Desember 2011

Bahasa Sebagai Alat Komunikasi

Definisi lain dari bahasa adalah sebagai sebuah sistem komunikasi yang membuat manusia dapat bekerja sama. Definisi ini menekankan fungsi sosial dari bahasa dan fakta bahwa manusia menggunakannya untuk mengekspresikan dirinya sendiri dan untuk memanipulasi objek dalam lingkungannya.

Teori fungsioanal dari tata bahasa menjelaskan struktur tatabahasa lewat fungsi komunikatifnya, dan memahami struktur tatabahasa dari bahasa sebagai hasil dari proses adaptif dimana tatabahasa telah "disesuaikan" untuk melayani kebutuhan komunikatif penggunanya.

Pandangan bahasa ini berhubungan dengan kajian bahasa dalam kerangka pragmatis, kognitif, dan kerangka interaksional, serta dalam socio-linguistik dan antropologi-linguistik. Para teori fungsionalis condong mempelajari tatabahasa sebagai sebuah fenomena dinamis, sebagai suatu struktur yang selalu dalam proses perubahan saat mereka digunakan oleh para pembicaranya.

Pandangan ini menyebabkan kajian typologi linguistik menjadi penting, karena ia dapat memperlihatkan bahwa proses-proses dari gramatikalisasi condong mengikuti lintasan yang secara terpisah bergantung pada typologi. Dalam filosofi bahasa pandangan ini sering dikaitkan dengan karya terakhir Wittgenstein dan dengan filsuf bahasa umum seperti G. E. Moore, Paul Grice, John Searle dan J. L. Austin

Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa#Bahasa_dan_kultur

Pengertian bahasa

Kata "bahasa" memiliki paling kurang dua makna dasar: bahasa sebagai konsep umum, dan "sebuah bahasa" (sebuah sistem linguistik tertentu, contohnya "Prancis"). Dalam bahasa Prancis, bahasa yang digunakan oleh Ferdinand de Saussure yang pertama kali dengan jelas memformulasi perbedaannya, menggunakan dua kata yang berbeda untuk konsep yang berbeda. Prancis misalnya menggunakan kata langage untuk bahasa sebagai sebuah konsep dan langue sebagai instansi dari bahasa.

Bila berbicara mengenai bahasa sebagai konsep umum, beberapa definisi berbeda dapat digunakan untuk menekankan aspek yang berbeda dari fenomena. Definisi tersebut juga memerlukan pendekatan dan pemahaman berbeda, dan mereka memberikan kajian teori linguistik yang berbeda dan terkadang bertentangan.

Kemampuan mental, organ atau insting

Salah satu definisi melihat bahasa pada pokoknya sebagai kemampuan mental yang membuat manusia dapat menggunakan perilaku linguistik: untuk belajar bahasa dan menghasilkan dan memahami penyebutan. Definisi ini menekankan keuniversalan bahasa untuk semua manusia dan dasar biologis dari kapasitas manusia terhadap bahasa sebagai perkembangan yang unik terhadap otak manusia. [4] [5] Pandangan ini memahami bahasa secara garis besar bawaan lahir, sebagai contoh dalam teori Chomsky mengenai Tatabahasa Universal, teori ekstrim bawaan lahirnya Jerry Fodor . Definisi semacam ini sering diaplikasikan oleh orang yang mempelajari bahasa lewat kerangka ilmu kognitif dan dalam neurolinguistik.

Sistem simbolik formal

Definisi lain melihat bahasa sebagai sebuah sistem formal dari isyarat-isyarat yang diatur oleh aturan-aturan kombinasi tatabahasa untuk mengkomunikasikan suatu makna. Definisi ini menekankan fakta bahwa bahasa manusia dapat dijelaskan sebagai sistem terstruktur tertutup yang terdiri dari aturan-aturan yang menghubungkan isyarat tertentu terhadap makna tertentu. Pandangan strukturalis terhadap bahasa pertama kali diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure, dan strukturalisme-nya tetap menjadi fondasi terhadap hampir semua pendekatan terhadap bahasa pada masa sekarang. Beberapa pendukung pandangan bahasa ini telah menyarankan sebuah pendekatan formal untuk mempelajari struktur bahasa, khususnya formulasi dasar dari aturan-aturan abstrak yang dapat dipahami untuk menghasilkan struktur linguistik yang dapat diobservasi. Pendukung utama dari teori tersebut yaitu Noam Chomsky, yang mendefinisikan bahasa sebagai sebuah kumpulan kalimat yang dapat dihasilkan dari sekumpulan aturan tertentu. Sudut pandang strukturalis biasanya digunakan dalam logika formal, semiotik, dan dalam teori tatabahasa formal dan struktural, kerangka teoritikal yang banyak digunakan dalam penjelasan linguistik. Dalam filosofi bahasa pandangan ini berhubungan dengan filsuf seperti Bertrand Russell, Wittgenstein muda, Alfred Tarski dan Gottlob Frege..

Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa#Bahasa_dan_kultur

Komponen Sistem Informasi

Ada 6 komponen sistem informasi, diantaranya :

  1. Komponen input : input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi
  2. Komponen model : kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang memproses data yang tersimpan di basisdata dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan
  3. Komponen output : output informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
  4. Komponen teknologi : teknologi merupakan alat dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian sistem.
  5. Komponen basis data : merupakan kumpulan data yang saling berhubungan yang tersimpan didalam komputer dengan menggunakan software database.
  6. Komponen kontrol : Pengendalian yang dirancang untuk menanggulangi gangguan terhadap sistem informasi.

Referensi : http://sisteminformasi.wordpress.com/2007/01/23/komponen-sistem-informasi/

Karakter Sistem Informasi

Karakter Sistem Informasi dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :

  1. sistem informasi memiliki komponen berupa subsistem yang merupakan elemen elemen yang lebih kecil yang membentuk sistem informasi tersebut misalnya bagian input, proses, output. Contoh bagian input adalah salesman memasukkan data penjualan bulan ini. maka di sana terdapat manusia yang melakukan pekerjaan input, dengan menggunakan hardware keyboard, dan menggunakan interface sebuah aplikasi laporan penjualan yang sudah di sediakan oleh sistem informasi tersebut.
  2. Ruang lingkup sistem informasi yaitu ruang lingkup yang ditentukan dari awal pembuatan yang merupakan garis batas lingkup kerja sistem tersebut, sehingga sistem informasi tersebut tidak bersinggungan dengan sistem informasi lainnya.
  3. Tujuan sistem informasi adalah hal pokok yang harus ditentukan dan dicapai dengan menggunakan sistem informasi tersebut, sebuah sistem informasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan tersebut.
  4. Lingkungan sistem informasi yaitu sesuatu yang berada diluar ruang lingkup sistem informasi yang dapat mempengaruhi sistem informasi, hal ini turut dipertimbangkan pada saat perencanaan sistem informasi
Referensi : http://sisteminformasi.wordpress.com/2007/01/22/karakter-sistem-informasi/